RESENSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Kajian Alih Wahana
Dosen
: Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono
Mungkin pak Sapardi belum mengetahui
bahwa sebenarnya saya tidak terlalu menyukai band The Beatles. Karena untuk urusan band Inggris, saya merupakan fans
berat band Queen. Awalnya saya hanya
mengetahui beberapa lagu The Beatles
yang memang mungkin sudah mendunia seperti: “Hey Jude”, “I Want to Hold
Your Hand” dan “Yesterday”.
Namun, setelah menonton film musikal ini saya ibarat telah tercerahkan dengan
melihat sisi lain The Beatles yang
ternyata memiliki ragam musik dan lirik yang sangat bervariasi.
Musik yang dibawakan dalam film terasa
berbeda dengan musik asli yang dibawakan oleh The Beatles, inilah yang menurut saya menjadikan film Across The Universe sangat menarik dan
kreatif. Film ini terasa seperti sebuah komentar sosial dan masyarakat Amerika
terhadap kebijakan pemerintah dan negaranya terkait perang Vietnam pada tahun
1960an. Selain itu, hubungan asmara dan keluarga, seperti yang ditampilkan pada
tokoh Jude dan Lucy, memberikan sebuah latar belakang bagi tembang-tembang The Beatles untuk bermunculan secara
silih berganti menghibur penonton sebagai musik utama dan tema film.
Tentu saja, dari semua tema yang tersaji
dalam film musikal ini, tema anti perang sangat kental terasa. Tema anti perang
ini menjadi terang benderang ketika adegan lagu “I Want You (She’s So Heavy)” ditayangkan dalam film. Max, kakak
Lucy, diceritakan telah menerima surat panggilan wajib militer untuk membantu
Amerika di medan pertempuran Vietnam. Adegan lagu I Want You (She’s So Heavy) lantas muncul menggambarkan bagaimana
Max yang secara naif datang ke markas tentara Amerika. Hal ini sebenarnya semakin
menimbulkan sikap anti perang dalam diri adik Max, Lucy, yang kehilangan pacarnya
di medan perang yang sama sebelum menjalin hubungan dengan Jude. Adegan
selanjutnya memperlihatkan bagaimana proses Max dilatih secara fisik di dalam
markas tentara bersama pemuda lainnya, dan pada akhirnya dilantik secara resmi.
Ketika adegan lagu I Want You (She’s So Heavy) dimulai, kita dapat melihat Max
berjalan menuju pintu masuk gedung pusat pelantikan tentara Amerika. Sudut
kamera dalam film turut membuat kesan di mana terlihat seolah-olah gedung
pelantikan memaksa Max untuk ikut masuk bergabung ke dalam. Ketika berada di
dalam, tampak poster di dinding memperlihatkan gambar Paman Sam berslogan “I Want You” berubah menjadi hidup
mengucapkan kata-kata “I Want You”
kepada Max yang baru saja tiba. Ketika kamera bergerak dari kiri ke kanan
dengan Max sebagai sudut pandang, kita dapat merasakan bahwa Max segera merasa
panik. Tangan Paman Sam berusaha meraih Max, namun berhasil menghindar. Naas
bagi Max, dia langsung ditarik oleh dua tentara yang menyeretnya masuk ke dalam
sebuah koridor.
Koridor tersebut dipenuhi oleh
tentara-tentara berpakaian seragam yang memakai topeng-topeng berwajah aneh.
Pergerakan kamera lantas menjadi halus dan pelan seraya mengikuti Max yang
berada di sebuah jalur bergerak otomatis. Dalam adegan ini Max diperlihatkan
ditelanjangi secara dengki oleh tentara-tentara penjaga berkostum hingga
mengenakan celana boxer saja. Setelah
Max keluar dari koridor, dia memasuki sebuah ruangan besar yang berisi prajurit
rekrutan lainnya yang juga hanya mengenakan celana boxer saja. Para penjaga mulai menyanyikan kutipan lirik lagu di
saat yang bersamaan. Kata-kata “I want
you, I want you so bad” diulangi berkali-kali dan ditekankan oleh
pergerakan para penjaga berseragam sambil melakukan sebuah koreografi yang
menggambarkan penggemblengan prajurit baru. Dalam adegan ini, sudut kamera dan
suara menimbulkan emosi-emosi yang sebenarnya dialami oleh para prajurit
rekrutan. Max dan yang lainnya ditampilkan dengan wajah yang ketakutan dan
gelisah ketika diproses menjadi tentara. Para penjaganya pun tampak seperti
robot yang telah dicuci otaknya.
Adegan berlanjut dengan menggambarkan
para prajurit rekrutan diperiksa kondisi fisik dan kesehatannya, mulai dari
gigi, urin, hingga kuku kaki. Setelah itu, mereka dilatih secara fisik dengan
memperlihatkan para penjaga memaksa para prajurit rekrutan melakukan push-up
yang diakhiri dengan pose sikap memberikan hormat. Di sini kita dapat merasakan
bahwa Max dan prajurit rekrutan baru lainnya seperti dipaksa untuk menjunjung
patriotisme dan membela tanah air mereka. Dalam adegan berikutnya, terlhat Max
beserta prajurit rekrutan lainnya bersusah payah berjalan sambil memikul patung
liberty yang berat. Lirik “She’s so
heavy... heavy...” dinyanyikan secara berulang dan ditekankan dalam adegan
ini. Proses pembawaan patung oleh para prajurit rekrutan tidak hanya
merepresentasikan beban pertempuran yang dipikul oleh Max dan kawan-kawan,
tetapi juga pandangan orang-orang Amerika pada saat itu di mana negara dengan
ceroboh terlalu memaksa para pemudanya yang sebenarnya enggan namun harus tetap
pergi berperang.
Setelah itu, adegan menampilkan Max
diinterogasi oleh staf tentara yang bertanya apakah ada hal yang bisa
membatalkannya menjadi tentara. Meskipun dia beralasan bahwa dirinya adalah
seorang waria dengan bercak di paru-paru agar ditolak oleh Angkatan Darat,
namun si staf tetap menerimanya sebagai tentara. Ini mengindikasikan bahwa
betapa pentingnya kebutuhan prajurit pada saat itu untuk menggantikan tentara
yang telah gugur di medan perang.
Dari segi cerita, film ini memang tak
menuturkan terlalu banyak plot yang rumit. Hanya saja, ada pesan yang ingin
disampaikan oleh film ini, yakni seputar sindiran tentang wajib militer yang
terlalu mencekik kerah dan bagaimana pergolakan kaum muda pada saat itu. Dan tentu saja, latar belakang pergolakan revolusi
tahun 1960an di Amerika Serikat di mana kaum mudanya menentang perang vietnam.
Pembunuhan di mana-mana, demonstrasi, wajib militer, dan paham-paham anti
perang yang mulai bermunculan. Make
peace, not war, begitu mungkin seru para aktivis anti perang pada saat itu.
Semangat anti perang memang terasa
kental dalam film musikal ini, dan bisa jadi mendiang John Lennon bisa sedikit
tersentuh dan bangga lewat pesan yang ingin disampaikan oleh tokoh utama sang
pembuat film, Taymor. Selain itu, film ini bisa menjadi sebuah cara yang
menyenangkan untuk mempopulerkan lagu-lagu The
Beatles pada generasi muda jaman sekarang sekaligus menjadikan mereka
sebagai kritikus budaya dan sejarah berwawasan plural.
Sebagai kesimpulan sekaligus penutup, lagu I Want You (She’s So Heavy) yang ditampilkan dalam film ini bisa kita jadikan sebuah refleksi sejarah bahwa lirik “I WANT YOU” menceritakan Paman Sam atau negara yang menginginkan para pemuda Amerika untuk berpartisipasi dalam wajib militer dan ikut terjun dalam Perang Vietnam. Sedangkan lirik “SHE'S (patung Liberty/America) SO HEAVY” menandakan beban peperangan yang sengat berat dengan terpaksa harus dipikul oleh mereka-mereka yang sebenarnya tidak berhasrat untuk pergi berperang. Semua ini hanya akan membawa luka dan kekalahan pada akhirnya. Sebagai pesan moral di penutup cerita, ternyata bukan perang yang dapat menyelesaikan konflik, namun cinta. All you need is love, Love is all you need. =)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar