Ganbatte!!

"Ikatlah ilmu dengan menulis." #Ali bin Abi Thalib

Minggu, 10 Maret 2013

Refleksi Anti Perang Pada Lagu “I WANT YOU (SHE’S SO HEAVY)” Karya The Beatles Dalam Film ACROSS THE UNIVERSE




RESENSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Alih Wahana
Dosen : Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono



Mungkin pak Sapardi belum mengetahui bahwa sebenarnya saya tidak terlalu menyukai band The Beatles. Karena untuk urusan band Inggris, saya merupakan fans berat band Queen. Awalnya saya hanya mengetahui beberapa lagu The Beatles yang memang mungkin sudah mendunia seperti: “Hey Jude”, “I Want to Hold Your Hand” dan “Yesterday”. Namun, setelah menonton film musikal ini saya ibarat telah tercerahkan dengan melihat sisi lain The Beatles yang ternyata memiliki ragam musik dan lirik yang sangat bervariasi.
Musik yang dibawakan dalam film terasa berbeda dengan musik asli yang dibawakan oleh The Beatles, inilah yang menurut saya menjadikan film Across The Universe sangat menarik dan kreatif. Film ini terasa seperti sebuah komentar sosial dan masyarakat Amerika terhadap kebijakan pemerintah dan negaranya terkait perang Vietnam pada tahun 1960an. Selain itu, hubungan asmara dan keluarga, seperti yang ditampilkan pada tokoh Jude dan Lucy, memberikan sebuah latar belakang bagi tembang-tembang The Beatles untuk bermunculan secara silih berganti menghibur penonton sebagai musik utama dan tema film.
Tentu saja, dari semua tema yang tersaji dalam film musikal ini, tema anti perang sangat kental terasa. Tema anti perang ini menjadi terang benderang ketika adegan lagu “I Want You (She’s So Heavy)” ditayangkan dalam film. Max, kakak Lucy, diceritakan telah menerima surat panggilan wajib militer untuk membantu Amerika di medan pertempuran Vietnam. Adegan lagu I Want You (She’s So Heavy) lantas muncul menggambarkan bagaimana Max yang secara naif datang ke markas tentara Amerika. Hal ini sebenarnya semakin menimbulkan sikap anti perang dalam diri adik Max, Lucy, yang kehilangan pacarnya di medan perang yang sama sebelum menjalin hubungan dengan Jude. Adegan selanjutnya memperlihatkan bagaimana proses Max dilatih secara fisik di dalam markas tentara bersama pemuda lainnya, dan pada akhirnya dilantik secara resmi.
Ketika adegan lagu I Want You (She’s So Heavy) dimulai, kita dapat melihat Max berjalan menuju pintu masuk gedung pusat pelantikan tentara Amerika. Sudut kamera dalam film turut membuat kesan di mana terlihat seolah-olah gedung pelantikan memaksa Max untuk ikut masuk bergabung ke dalam. Ketika berada di dalam, tampak poster di dinding memperlihatkan gambar Paman Sam berslogan “I Want You” berubah menjadi hidup mengucapkan kata-kata “I Want You” kepada Max yang baru saja tiba. Ketika kamera bergerak dari kiri ke kanan dengan Max sebagai sudut pandang, kita dapat merasakan bahwa Max segera merasa panik. Tangan Paman Sam berusaha meraih Max, namun berhasil menghindar. Naas bagi Max, dia langsung ditarik oleh dua tentara yang menyeretnya masuk ke dalam sebuah koridor.
Koridor tersebut dipenuhi oleh tentara-tentara berpakaian seragam yang memakai topeng-topeng berwajah aneh. Pergerakan kamera lantas menjadi halus dan pelan seraya mengikuti Max yang berada di sebuah jalur bergerak otomatis. Dalam adegan ini Max diperlihatkan ditelanjangi secara dengki oleh tentara-tentara penjaga berkostum hingga mengenakan celana boxer saja. Setelah Max keluar dari koridor, dia memasuki sebuah ruangan besar yang berisi prajurit rekrutan lainnya yang juga hanya mengenakan celana boxer saja. Para penjaga mulai menyanyikan kutipan lirik lagu di saat yang bersamaan. Kata-kata “I want you, I want you so bad” diulangi berkali-kali dan ditekankan oleh pergerakan para penjaga berseragam sambil melakukan sebuah koreografi yang menggambarkan penggemblengan prajurit baru. Dalam adegan ini, sudut kamera dan suara menimbulkan emosi-emosi yang sebenarnya dialami oleh para prajurit rekrutan. Max dan yang lainnya ditampilkan dengan wajah yang ketakutan dan gelisah ketika diproses menjadi tentara. Para penjaganya pun tampak seperti robot yang telah dicuci otaknya.
Adegan berlanjut dengan menggambarkan para prajurit rekrutan diperiksa kondisi fisik dan kesehatannya, mulai dari gigi, urin, hingga kuku kaki. Setelah itu, mereka dilatih secara fisik dengan memperlihatkan para penjaga memaksa para prajurit rekrutan melakukan push-up yang diakhiri dengan pose sikap memberikan hormat. Di sini kita dapat merasakan bahwa Max dan prajurit rekrutan baru lainnya seperti dipaksa untuk menjunjung patriotisme dan membela tanah air mereka. Dalam adegan berikutnya, terlhat Max beserta prajurit rekrutan lainnya bersusah payah berjalan sambil memikul patung liberty yang berat. Lirik “She’s so heavy... heavy...” dinyanyikan secara berulang dan ditekankan dalam adegan ini. Proses pembawaan patung oleh para prajurit rekrutan tidak hanya merepresentasikan beban pertempuran yang dipikul oleh Max dan kawan-kawan, tetapi juga pandangan orang-orang Amerika pada saat itu di mana negara dengan ceroboh terlalu memaksa para pemudanya yang sebenarnya enggan namun harus tetap pergi berperang.
Setelah itu, adegan menampilkan Max diinterogasi oleh staf tentara yang bertanya apakah ada hal yang bisa membatalkannya menjadi tentara. Meskipun dia beralasan bahwa dirinya adalah seorang waria dengan bercak di paru-paru agar ditolak oleh Angkatan Darat, namun si staf tetap menerimanya sebagai tentara. Ini mengindikasikan bahwa betapa pentingnya kebutuhan prajurit pada saat itu untuk menggantikan tentara yang telah gugur di medan perang.
Dari segi cerita, film ini memang tak menuturkan terlalu banyak plot yang rumit. Hanya saja, ada pesan yang ingin disampaikan oleh film ini, yakni seputar sindiran tentang wajib militer yang terlalu mencekik kerah dan bagaimana pergolakan kaum muda pada saat itu. Dan tentu saja, latar belakang pergolakan revolusi tahun 1960an di Amerika Serikat di mana kaum mudanya menentang perang vietnam. Pembunuhan di mana-mana, demonstrasi, wajib militer, dan paham-paham anti perang yang mulai bermunculan. Make peace, not war, begitu mungkin seru para aktivis anti perang pada saat itu.
Semangat anti perang memang terasa kental dalam film musikal ini, dan bisa jadi mendiang John Lennon bisa sedikit tersentuh dan bangga lewat pesan yang ingin disampaikan oleh tokoh utama sang pembuat film, Taymor. Selain itu, film ini bisa menjadi sebuah cara yang menyenangkan untuk mempopulerkan lagu-lagu The Beatles pada generasi muda jaman sekarang sekaligus menjadikan mereka sebagai kritikus budaya dan sejarah berwawasan plural. 
Sebagai kesimpulan sekaligus penutup, lagu I Want You (She’s So Heavy) yang ditampilkan dalam film ini bisa kita jadikan sebuah refleksi sejarah bahwa lirik “I WANT YOU” menceritakan Paman Sam atau negara yang menginginkan para pemuda Amerika untuk berpartisipasi dalam wajib militer dan ikut terjun dalam Perang Vietnam. Sedangkan lirik “SHE'S (patung Liberty/America) SO HEAVY” menandakan beban peperangan yang sengat berat dengan terpaksa harus dipikul oleh mereka-mereka yang sebenarnya tidak berhasrat untuk pergi berperang. Semua ini hanya akan membawa luka dan kekalahan pada akhirnya. Sebagai pesan moral di penutup cerita, ternyata bukan perang yang dapat menyelesaikan konflik, namun cinta. All you need is love, Love is all you need  =)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar