Karawang - Depok

Minggu depan insya Allah perjuangan saya menjadi seorang Sosialis Humaniora bakal dimulai. Well, lebih tepatnya sebuah cerita kecil yang akan saya jalani dalam rangka membuka wawasan cakrawala nusantara, meng-upgrade ilmu dan sumber daya, mendapatkan lisensi untuk menjadi seorang dosen, dengan melanjutkan kuliah S2 di Universitas Indonesia, Depok. Alhamdulillah!

Perjalanan dari rumah di Galuh Mas, Karawang menuju Depok dapat ditempuh +/- selama 2 jam waktu normal; dengan catatan saya bepergian menggunakan angkutan umum dan tidak terjebak macet sama sekali. Hm, sebenarnya saya juga masih berpikir-pikir start yang baik untuk berangkat kuliah, karena berdasarkan pengalaman pribadi jika saya berangkat jam 6 pagi, maka sudah bisa dipastikan saya baru akan tiba di terminal Kp. Rambutan sekitar jam 8, sedangkan itu adalah jam pertama perkuliahan. Saya tidak bisa memprediksi kapan saya akan tiba di ruang kelas karena perjalanan ini tidak praktis.

Ada kemungkinan saya akan berangkat jam 5 subuh (artinya saya harus bangun ketika adzan subuh sekitar jam 4.30 dan langsung mandi! O_o) dengan menggunakan rute biasa sebagai berikut:

Karawang - Kp. Rambutan

1. Naik motor belalang tempur menuju gerbang Perumnas dan menitipkannya di tempat biasa. Setelah itu berharap ada bis Agra Mas menuju Bogor/Kp. Rambutan dengan seat yg masih kosong. Kalau tidak yah terpaksa berdiri, daripada terlambat. hehe 

2. Naik angkot 19 dengan jurusan Kp. rambutan - Depok, dan turun di Gerbang Utama UI Depok. Di sini seorang mahasiswa akan memiliki alternatif pilihan transportasi menuju kampus fakultasnya masing-masing. Bisa naik Bis kuning, bisa naik sepeda sehat, bisa naik ojeg, bisa naik taksi (biasany Blue bird) atau juga bisa jalan kaki (strongly not recommended!).

3. Sebelum saya bisa melanjutkan perjalanan, bagi kebanyakan mahasiswa yang datang dari arah Jakarta maka harus menyeberangi sebuah jembatan penyeberangan yang sangat tinggi sekali terlebih dahulu. Saya tidak sedang meng- exaggerate atau melebih-lebihkan, tapi jembatannya benar-benar tinggi! Sampai-sampai, setiap kali saya melewatinya, pandangan selalu tertuju ke depan karena saya tidak berani menatap ke bawah. -.-;

Bis kuning UI Depok 'bendera' biru

4. Untuk alternatif pilihan yang ada, biasanya saya lebih memilih menunggu bis kuning datang karena gratis (mahasiswa gituh lohhhh... Haha). Kalau naik sepeda, meskipun gratis, tinggal memperlihatkan KIM ke petugas, cuma melelahkan karena jaraknya lumayan jauh. Boleh naik ojeg untuk saat-saat darurat aja, biasanya kita diminta membayar 5 ribu-10 ribu tergantung jarak tempuh. Bis kuning itu sendiri terbagi menjadi dua jenis: ber'bendera' merah dan biru. Bukan bendera benaran, hanya sebuah styrofoam berwarna yang diletakkan di bagian depan kiri dashboard bis. So, hati-hati, jangan salah naik. =P

Setelah tiba di halte FIB, saya masih harus berjalan kaki menuju ke gedung perkuliahan. Ada sekitar 9 gedung secara keseluruhan kalau saya tidak salah. Dan akhirnya sampai juga saya di kampus UI Depok Fakultas Ilmu Budaya.

Ya Rabb, semoga dengan ini Engkau jadikan hamba senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang telah Engkau berikan. Jauhilah hamba sejauh-jauhnya dari sifat sombong, ujub, kikir, takabur, riya, dan sifat-sifat hati tidak terpuji lainnya yang dapat mendatangkan murkaMu. amin.