Untuk calon istriku...
Apa yang sungguh bisa kau lihat dariku?
Pasti bukan tampanku
Tidak, sama sekali tidak
Tak penting pula untuk tahu berapa hartaku
Pula gelar atau kepandaianku
Lantas apa yang berharga dariku?
Kesungguhanku...
Kesungguhanku untuk menjadi Imam bagimu
Bahwa aku akan nahkodai biduk rumah tangga
Berlayar dalam lautan jihad
Berjuang meraih ridha Allah
Untuk berlabuh pada Jannah
Lagi...
Apa yang sungguh-sungguh dapat dibanggakan dariku?
Tentu bukan berapa berkilat mahar emas perakku untukmu
Justru...
Tekadku untuk menjadi mulia dengan memuliakanmu
Berbahagia diriku jika dapat membahagiakanmu
Kesadaranku untuk mengakui kekuranganmu
Dan menyiapkanmu menerima ketidaksempurnaanku
Kau, calon pendamping hidupku...
Tak hanya cantik di mudanya
Tanpa sedikit pun beda kala pudar cahaya di senja usianya
Janjiku mencintaimu ketika sehat berlari riang bertualang bersama
Dan tetap aku genggam sayang tangan dalam sakit lemahmu
Jadi...
Cita-citaku untuk anak-anak kita yang lahir kelak
Asma Allah semata pertama aku perdengarkan di telinga mereka
Lantunan Alquran adalah abjad awal yang aku ajarkan
Berani, bangga, dan bahagia ber-Islam aku tanamkan
Maka, untuk semua itu...
Bismillah,
Kiranya cukuplah alasan bagiku
Untuk menjadi pendamping hidupmu
Duhai, calon istriku...
Jika ada jodoh, kita akan bertemu... Sekarang, biarlah kita berjauhan dulu.
Sungguh aku mencintaimu karena Allah, karena itu aku ingin bersamamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar